Murtakibudz Dzunub - [Hingga tak jarang aku pun merasa, "apakah selama ini dia yang aku cari?". Saya mempunyai prinsip salah satunya, 'aku tidak akan mempermasalahkan apakah calon istriku nanti orang yang pandai ilmu agama atau tidak, aku tidak akan mempermasalahkan apakah calon istriku nanti sudah mengenakan jilbab atau belum, aku hanya akan menilai dari hati dan sifatnya. Lembut, penuh kasih sayang kepada sesama, dan yang terpenting adalah bukan seorang wanita yang materealistis terhadap dunia karena itu adalah sifat yang paling tidak aku sukai dari seorang wanita.]
***
Setelah kami cukup lama kenal, ahirnya aku tahu betul siapa sebenarnya Diana. Saat itu ia masih sering tinggal di Jakarta dirumah orang tua angkatnya, karena sejak kecil ia diadopsi oleh keluarga kaya yang pernah kehilangan puteri tercintanya dan sebagai gantinya mereka mengangkat Diana [yang katanya wajahnya sangat mirip dengan puterinya yg sudah meninggal] sebagai anak.
Seperti biasanya, malam itu Diana menghubungiku melalui handphone. Aku sempat dibuatnya kaget saat dia mengatakan,
"sebenarnya perasaan kamu ke aku tuh gimana?",
"maksudya apa Diana.." tanyaku yang sebenarnya sudah tahu arah pembicaraan Diana,
"kamu gimana sih... jadi cowok gak peka banget, aku tu suka ama kamu As'ad..",
Malam itu aku benar-benar dibuatnya mati kutu oleh Diana yang sudah terang-terangan mengungkapkan isi hatinya.
"maafkan aku Diana... aku belum bisa menjawab pertanyaanmu sekarang, kasih aku waktu ya".
***
Malam selanjutnya akupun shalat istikharah dan membaca beberapa ijazah wirid yang pernah diajarkan Ustadzku saat masih dipesantren. Hingga aku pun mendapati sebuah firasat untuk menerima cinta Diana.
[Dua minggu setelah Diana mengungkapkan isi hatinya]
"Assalamu'alaikum Diana...",
"Wa'alaikumussalam... gimana kabarnya? lama kamu gak hubungin aku",
"Alhamdulillah baik, semoga kamu juga ya... emmm tawaran kamu masih berlaku gak?",
"tawaran apa..?" tanyanya,
"masih bisakah aku membalas cintamu?",
"apaaa..!?" terdengar suaranya rada kegirangan,
"Diana... aku juga suka ama kamu..".
***
Hubungan kami lalaui secara jarak jauh antara kota Semarang dan Jakarta, banyak ujian yang kami alami terutama setelah kedua orang tua angkatnya meninggal dalam sebuah kecelakaan. Terjadi konflik antara dirinya dengan keluarga angkatnya. Karena sebelum orang tua angkatnya meninggal mereka sudah mewasiatkan rumah, usahanya dan juga beberapa saham mereka pada Diana dan mereka pun sudah menunjuk pengacara untuk mengurus hak kepemilikan.
Namun ada salah satu tantenya yang tidak menyetujui sepenuhnya, Diana diperbolehkan memiliki semua harta yang sudah diwasiatkan atas namanya dengan satu syarat, bahwa ia harus tetap tinggal dijakarta dan tidak boleh kembali ke orang tua kandungnya di Semarang.
Dengan adanya masalah ini, hubungan kami pun diuji. Terutama bagi Diana, apakah dia akan tetap tinggal di Jakarta atau masih melanjutkan hubungan denganku.
Setelah melalui proses yang lama, ahirnya Diana mengambil keputusan yang sangat mengagetkanku. Ternyata dia memilih kembali ke kedua orang tuanya dan melanjutkan hubungan denganku. Sementara dia tidak mahu ambil pusing dengan yang di Jakarta, semua harta dari kedua orang tua angkatnya ia berikan kepada panti asuhan dan tidak mengambil bagian sepeserpun.
bersambung.....
___________
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar