Murtakibudz Dzunub - Dikisahkan ada seorang pemuda yang sangat terpesona melihat kecantikan seorang wanita, hatinya selalu gelisah sejak tatapan pertamanya, dia gemetar tatkala bayangan wajahnya hadir dalam lamunan, hingga ia merasa sangat tersiksa dengan perasaan cinta yang menjangkiti dirinya.
Dengan memberanikan diri ia menyuruh salah seorang budaknya untuk menyampaikan perasaan hatinya. Ia pun menulis sepucuk surat yang diletakkan diatas nampan perak dengan ditutupi selembar kain sutera kuning.
“wahai engkau yang sudah membuat diriku dimabuk kepayang setelah memandang wajahmu, kiranya hasrat untuk menyampaikan perasaanku bisa mengurangi kegundahanku karena senantiasa mengingat dan membayangkan wajahmu.”
Wanita tadi pun membalas suratnya,
“wahai pemuda, kiranya apakah yang membuat dirimu amat tertarik melihat ku…?”
Sambil melancarkan jurus rayuannnya,
“aku terpesona dengan keindahan matamu dinda…”
Kemudian wanita tadi mengambil pisau dan mencongkel kedua matanya,
Dalam surat balasannya,
“wahai pemuda kalau kiranya kedua mata ini yang membuatmu terpikat, maka aku berikan kepadamu kedua bola mataku. Karena aku sendiri gelisah ternyata kedua mataku membawa fitnah bagimu”
Pemuda tadi kaget bukan kepalang setelah membuka nampan yang ternyata berisi dua bola biji wanita yang dicintainya. Hingga rasa malu kepada wanita itu membuatnya menagis berhari-hari meratapi kesalahnnya. Dan ternyata setelah kejadian itu dia menjelma menjadi seorang pemuda yang shalih dan pemalu kepada wanita beda dengan yang sebelumnya.
Sahabat, betapa agung dan mulianya seorang Muslimah, hingga sifat-sifat mereka dipuji oleh Allah dalam Al-Qur’an:
“Sesungguhnya lelaki dan wanita yang muslim, lelaki dan wanita yang mukmin, lelaki dan wanita yang taat, lelaki dan wanita yang jujur, lelaki dan wanita yang sabar, lelaki dan wanita yang khusyu’, lelaki dan wanita yang bersedekah, lelaki dan wanita yang berpuasa, lelaki dan wanita yang memelihara kehormatannya, lelaki dan wanita yang banyak menyebut nama Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” ( QS Al Ahzab: 35 )
Karena dia adalah pembakar semangat pasukan Rijalillah dalam Jihadun-Nafsi, demi cinta sejatinya (cinta kepada Allah) ia rela menanggalkan jubah kemawahan duniawi, ia tidak terpengaruh oleh zaman, ia gigih dalam menjalankan syari’at, cintanya tidak pernah terbagi selain mencinta-Nya, ia menangis dan gundah kalau kecantikannya dzatiahnya membuat kaum Adam terlena hingga lupa akan cinta kasih-Nya.
Demi sinar bahagia di surga ia rela melepas nafsu syahwat dunia
Demi menjaga mutiara imannya ia sering teteskan peluh airmata dan keringat untuk menjaga kehormatannya
Demi cinta hakikinya ia sibukkan diri dengan lantunan halus dalam munajatnya
“ Saya tidak akan mengabdi kepada Tuhan, seperti seorang buruh yang selalu mengharapkan gaji” kata Rabia’ah.
Ketika ditanya apakah dia benci setan, dia menjawab bahwa dia tidak benci setan.
“ Aku mencintai Tuhan, tetapi aku tidak benci setan. Cinta tidak akan meninggalkan ruang di hati bagi yang lainnya.”
Kemurnian cinta Rabi’ah memancar dari seruannya,
“ Oh Tuhanku! Jika aku meyembahmu karena takut neraka, maka lemparkan aku ke dalam neraka. Jika aku meyembahmu karena mengharapkan surga, maka jauhkan aku dari surga.”
Subhanallah….
Rasulullah saw bersabda,” Wahai sekalian wanita, sesungguhnya yang paling baik di antara kalian akan memasuki surga sebelum orang yang terbaik di kalangan lelaki. Mereka akan mandi dan memakai minyak wangi dan menyambut suami-suaminya di atas keledai-keledai merah dan kuning. Bersama mereka anak-anak kecil. Mereka seperti batu permata yang berkilauan.”
Demikian mulianya seorang wanita shalihah, sehingga Abu Sulaiman Ad Darani r.a berkata,
”Istri yang shalihah bukan termasuk dunia, karena istri itu menjadikanmu tempat (beramal demi) akhirat.”
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar