Tanpa rasa hawatir gagal si empunya begitu piawai menyusunnya menjadi rumah dan pengumpul nafkah
Aku ingin seperti sangkar burung
Dari potongan sisa-sisa ranting patah oleh si empunya mampu tersusun menjadi tempat perlindungan yang nyaman dan indah
Karena aku terlalu khawatir dengan skema hidup yang sudah jadi
Karena aku terlalu bodoh untuk memanfaatkan sisa-sisa kepayahanku menjaga iman
Jiwaku berkarat
Hatiku berlumut
Sedang keimananku kian kusut
Aku sering menasehati hati saat sukmaku kemarau
Aku sering membisiki hati agar senantiasa sejuk seperti surau
Aku sering menasehati hati bahwa dzikir adalah penentram tatkala hati tengah berjibaku mencari kedamaian
Berkali-kali aku temukan alasan tentang dzikirku untuk apa
Sering aku terjebak oleh iming-iming "jika aku membaca ini, maka aku akan mendapatkan ini"
Meskipun pada kenyataannya itu tidaklah salah
Tapi untuk malam ini, ia aku anggap salah
Sebab aku tidak pernah menemukan kenikmatan yang sejati dalam dzikir yang seperti itu
Pernah seakan aku ingin memprotes Tuhan karena laku dzikirku
Pernah aku kecewa akan amalanku yang belum membuahkan hasil
Tapi sekali lagi aku katakan bahwa "niatku yang seperti itu adalah salah"
Aku ingin masuk dan tertidur lelap dalam buaian dzikirku
Sungguh dan sungguh aku ingin mampu menangis saat aku menyebut namaMu
"Allaaaah.... aku mohon, anugerahkanlahlah rasa itu"
Hingga ahirnya aku sadar
Bahwa sesuatu itu akan amatlah indah dan megah saat aku tidak terlalu mengharapkan pamrih dalam dzikirku
Aku coba mulai dari awal lagi
Aku hanya ingin meniru Rasulullah saat ia mengagungkan namaNya
Aku hanya ingin meniru Rasulullah saat beliau menangis karena mengingat Tuhannya
Aku hanya ingin seperti Rasulullah...
Aku hanya ingin seperti Rasulullah...
Aku hanya ingin seperti Rasulullah...
Aku hanya ingin seperti Rasulullah...
Aku hanya ingin seperti Rasulullah...
Meski hanya beberapa persen dari ahlak beliau
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar